News
1.2.2024
Mimpi yang Lahir di Gang Rumah

Berawal dari bermain di gang, hingga kini bermain untuk Serdadu Tridartu dan Garuda Muda

Rumah adalah perjalanan penting dalam karier sepak bolaku yang masih awal ini. Lorong-lorong sempit di gang depan rumah sampai halaman rumah yang riskan bikin kaca pecah adalah tempat pertama kali aku bisa cinta si kulit bundar.

Tidak ada yang begitu spesial, aku mulai bermain dengan teman-teman, tetangga, mengejar bola plastik - kalian pasti tahu sendiri - yang sulit dikendalikan.

Namun seiring berjalannya waktu, semangatku terhadap permainan ini makin membara, dan ingin sesuatu yang lebih dan memantapkan hati untuk menjadi pemain sepak bola profesional. Saat itu, ku deklarasi kemauan ini kepada orang tua untuk fokus di sepak bola, sampai akhirnya disetujui dan bergabung dengan sekolah sepak bola. Dan, pada momen itu perjalananku benar-benar dimulai.

Sekolah sepak bola pertamaku adalah SSB Guntur di Renon. Di sinilah aku mengalami latihan terstruktur dan menemukan kegembiraan dalam mengasah kemampuan setiap minggunya. Setiap sesi latihan, membuatku semakin dekat dengan impian, dan yang paling penting adalah aku merasakan kebahagiaan yang tak terlukiskan setiap kali menginjakkan kaki di lapangan. Dari gang sempit di rumah, kumulai merasakan kemewahan bermain di lapangan sesungguhnya.

Bicara soal dorongan, orang-orang di sekelilingku memainkan peran penting dalam membentuk karir sepak bolaku. Aku berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tuaku, yang telah mendukung sepenuhnya sejak awal. Aji dan biyang (ayah dan ibu dalam bahasa Bali) mengantar berlatih setiap sore, baik hujan maupun panas, dukungan mereka yang tak tergoyahkan memupuk tekadku untuk menjadi pemain sepak bola profesional.

Mengikuti berbagai turnamen usia muda, aku merasakan keinginan yang besar untuk sepenuhnya mendedikasikan diri kepada olahraga yang kucintai. Itu adalah titik balik dalam hidupku, saat aku tahu telah menemukan panggilan sejati.

Melangkah dari tim muda ke tim senior Bali United adalah perjalanan yang sangat berarti bagiku. Bahkan saat masih di tim muda, aku bermimpi bermain untuk tim senior, menginjakkan kaki di Stadion I Wayan Dipta yang sakral bagiku, dan berkompetisi di Liga 1. Ketika kesempatan itu akhirnya datang, aku berjanji pada diri sendiri untuk memberikan segalanya, menyumbangkan setiap tenaga dan kemampuanku untuk Serdadu Tridatu.

Aku bersyukur atas setiap langkah dalam perjalanan ini, atas tantangan yang telah membentukku menjadi pemain seperti saat ini. Sepak bola bukan sekadar permainan—ini adalah hasrat, tujuan, dan sumber kebahagiaan sejati. Aku berkomitmen untuk mendorong diri aku melewati batas, terus meningkat dan berkembang sebagai pemain sepak bola profesional.

Meski aku masih terbilang muda, dan karierku masih awal, aku punya pesan buat teman-teman yang lebih muda dan sedang merintis menjadi pemain sepak bola profesional di luar sana. Kuncinya; jangan pernah berhenti mengejar impian kalian. Karena menurutku semua harus dari impian, kita yakini oleh hati dan kita kejar dengan usaha dan kerja keras.

Peluk semua risiko' pahit dan manis perjalanan ini, suguhkanlah pengorbanan, dan yang terpenting, banggakanlah cinta pada permainan indah ini. Ini adalah kisah saya, dan ini hanya awal dari perjalanan ini.

Jalan ke depan mungkin penuh lika-liku, tetapi saya siap menghadapi tantangan apa pun yang menghadang. Bali akan selalu ada di hati saya, dan saya bangga mewakili pulau indah ini dalam mengejar prestasi baru dalam karir sepak bola saya.

Tetaplah bersemangat untuk lebih banyak cerita, lebih banyak kemenangan, dan lebih banyak momen tak terlupakan dalam perjalanan luar biasa ini. Terima kasih atas dukungan yang tak tergoyahkan dari keluarga, teman-teman, pelatih dan rekan satu tim, serta Semeton semua.

Kadek Arel


No items found.